Biasanya orang kalau cari buku dengan harga miring, pasti datangnya ke loak-loak antara stasiun pasar senen hingga pinggiran stasiun pocin (pondok cina), tentu saja dengan kualitas yang tidak kalah dengan prejengan buku gramedia. Padahal harganya berjarak stasiun senen dan pocin. Tapi kenapa gramedia masih selalu saja ramai ? Salah satu alasannya adalah stok buku yang update. Selain stok buku terbaru yang gak mungkin ada di loak, kenyamanan membaca sebelum membeli menjadi kelebihan tersendiri, istilah kerenya your-freedom : TBYB (try before you buy), nah berhubung informasi dalam dunia IT yang harus selalu update, saya langganan mengunjungi gramedia untuk mencuri-curi ilmu, paling tidak sebulan tiga kali pasti saya sempat-sempatin mampir.

Antisipasinya, saya selalu mengantongi uang pas-pasan sekedar untuk membayar parkir dan beli bensin. Masalahnya, gramedia itu bagi saya seperti tempat dingdong sewaktu saya masih SD. Pinginnya main trus, yang ini bagus, yang itu bagus, bangkrut dah …

Nah, jika anda warga depok seperti saya, saya sarankan anda mengunjungi toko buku yang top abis, judulnya : TMBookstore, tempatnya di lantai 2 Detos (Depok Town Square) blok UA-2. Alasannya : pertama, harganya lebih miring dari gramedia padahal jaraknya hanya seberang jalan, pengalaman saya membeli buku, pasti TMBookstore memberikan diskon antara 15% sampai 30% tergantung masa promosi, sialnya, dia pasang harga standar sebelum didiskon sama persis dengan harga di gramedia, ngejek ni ye..
Udah gitu, tempatnya comfortable betul, disiapin sofa buat duduk membaca. Ga kaya gramedia yang pelit. Kalau mau baca, silakan berdiri di tempat, atau kalau betah, silakan pasang tongkrong boker, ntar kalau kentut gimana ?

Sepertinya TMBookstore ingin memberikan kesan bahwa toko buku itu beda dengan supermarket. Apasaja disegel seperti biasa anda lihat di gramedia. TMBookstore bahkan menyediakan satu buku yang sengaja disampul agar pengunjung bisa membaca isi buku sebelum membeli. Satu lagi, para reservasinya gaul-gaul, persis seperti yang saya katakan tadi. Agaknya TMBookstore ingin pengunjung merasa nyaman berbelanja buku dan memilih sepuasnya. Saya lihat tidak ada seragam khusus untuk para karyawannya, semuanya dengan pakain bebas namun terlihat tetap fashionable, bahkan saya melihat ada salah satu reservator dengan potongan Mohawk. Keren abis.

Toh pengunjung toko buku beda dengan pasar baju, jarang yang datang sekedar melihat-lihat. Buku itu pakanan otak. Orang yang datang ke toko buku atas dasar panggilan jiwa, otaknya. Bukan seperti pembeli baju agar terlihat keren saja. Orang beli buku tidak butuh dilihat orang, asal dia cocok, berapapun pasti dibelinya. Inilah yang coba saya tangkap dari konsep pemasaran TMBookstore. Sehingga pengunjung bebas berwisata di istana buku tanpa merasa risih diawasi reservator. Bahkan saya tidak melihat ada security disana, apalagi bawa logam detector kaya di gramedia, wuih takuut.

Lagi, dan ini yang gak ada duanya di toko buku manapun. Setiap pembelian buku di atas Rp. 20.000 setelah didiskon, pembeli berhak mendapatkan jilid gratis dengan sampul plastik yang dikerjakan di sebelah pintu keluar. Keren kan ? Ayo siapa menyusul ? Baca di Gramedia, Beli di TMBookstore.

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook