Saat pergantian tahun baru tahun lalu, saya mempunyai kenangan manis dalam hidup saya. Namun malam pergantian tahun ini saya lebih memilih diam di rumah. Selain karena saya sedikit flu, yang ini saya syukuri. Saya mempunyai alasan untuk tidak bisa hura-hura. Sejak hari senin (29/12) pagi ketika pertama kalinya saya melihat berita bombardemen Israel atas palestina, hati saya tersedak. Saya kangen beberapa tahun yang lalu dengan semangat muda ikut aksi di jalan, membakar bendera amerika dan Israel (duh senengnya..) yang barangkali secara langsung tidak akan mempengaruhi kebrutalan Israel di Palestina hari-hari ini.
Sekarang saya tengah sendiri di tanah rantau, saya tidak pernah lagi ikut aksi turun jalan. Tapi selasa malam kalau tidak salah. Saya sempat menyimak wawancara TVOne bersama dubes Palestina untuk Indonesia. Sang Dubes menyatakan terima kasihnya kepada seluruh masyarakat Indonesia yang telah memberikan reaksi kerasnya terhadap Israel. Dubes tersebut mengatakan bahwa Allah tidak membebankan kepada seorang hamba kecuali atas dasar kemampuannya. Aksi turun jalan para mahasiswa yang sempat berujung bentrok dengan polisi sangat membantu penderitaan rakyat Palestina secara moril. Malam harinya saya langsung menghubungi teman-teman untuk ikut turun jalan yang kebetulan akan diadakan hari rabu besok (31/12).
Yah, rupanya Allah berkehendak lain. Saya diberi-Nya sakit. Saya kecewa, namun ada hikmahnya. Saya tidak mau munafik. Mungkin saja kalau saya sedang sehat walafiat, manusiawi jika saya ikut jalan-jalan di malam tahun baru. Namun sepertinya Allah mengingatkan saya. Akhirnya kembali saya berpikir tentang penderitaan rakyat Palestina lagi.
Bila dirunut, pantas sebenarnya kita geram dengan Israel ini. Ibaratnya anak kecil “ Udah tengil, usil lagi”, Israel datang ke ranah palestina sekitar tahun 1947 hanya sebagai orang-orang buangan. Saya tidak menampik bahwa bangsa Israel memang mempunyai otak yang cerdas. Bahkan Al-Qur’anpun mengakuinya. Begitulah, negara kecil ini nyatanya sanggup menyetir negara segede Amerika. Dalam waktu singkat, wilayah Israel mencakup hampir 80% wilayah palestina. Bayangkan dalam waktu setengah abad, seorang tamu tak diundang berhasil masuk dan merebut dan menguasai rumah sang tuan rumah dan sekarang mencoba untuk mengusirnya. Siapa lagi kalau bukan atas bantuan amerika.
Walaupun pemerintahan Israel belum diakui secara internasional, tetapi Israel sendiri sudah berani menyatakan bahwa serangannya ke Palestina kali ini demi mempertahankan stabilitas negara. Sekarang pertanyaannya : “ Kapan mereka mendirikan Negara ? “.
Usaha yang kita mampu setidaknya seperti yang dinyatakan oleh dubes palestina, “turun ke jalan”. Bagi saya tidak perlu gembor-gembor promosi jihad ke Palestina. Kalau ada duit berangkat saja lewat Jordania atau Yaman, gak usah ngomong-ngomong. Insyaallah banyak ikhwah disana yang siap membantu jalurnya. Kalau yang gak ada duit ? Seperti saya, usaha yang bisa kita lakukan adalah memboikot produk amerika yang nyata-nyata mendonasikan dananya untuk Israel. Contohnya KFC, Johson Johnson, Danone dan lain-lain. Namun saat mahasiswa turun ke jalan menyegel dan hampir memporak-porandakan sebuah restoran KFC di Makasar, saya jadi berpikir. Kerugian amerika dibanding kerugian sang pemilik resto jauh lebih banyak yang ditanggung pemilik resto. Mungkin jika restonya jadi dihancurkan. Sang pemilik bisa jadi miskin dadakan. Sedangkan KFC pusat di amerika tidak akan merugi apa-apa . Mereka hanya menjual merk kepada siapa saja yang akan membangun restoran KFC. Bangunan dan bahan mentah tiap hari tanggungan sang pemilik resto, benar-benar hanya merk yang dimiliki KFC. Jika terjadi kebakaran atau bencana alam, KFC tidak ada urusan, ditanggung sendiri oleh pemilik resto. Ironinya, tiap bulan sang pemilik harus membayar royalty ke KFC pusat. Aneh kan ? Aneh sekaligus jahat.
Belum lagi para karyawannya yang lagi-lagi juga muslim, tamu yang datang juga muslim, OB-nya muslim, saya juga punya teman yang jadi OB di KFC, muslim juga. Cape deh…
Ada satu merk amerika yang bila kita boikot akan sangat merugikan mereka tetapi menguntungkan bangsa Indonesia. Kita akan semakin pintar dan tidak ketinggalan dengan teknologi dunia pada umumnya dengan memboikot produk ini. Produk itu adalah MICROSOFT WINDOWS. Tak ada yang menyangkal bahwa produk ini asli amerika dan asli yang bikin amerika kaya. Setelah amerika kaya, tidak ada yang menyangkal bahwa amerika membela Israel, dan tidak ada yang menyangkal Israel-lah yang menghancurkan palestina. Maka bentuk boikot kita adalah “ Jangan gunakan windows bikinan amerika “. Saya setuju sekali dengan undang-undang anti-pembajakan. Oleh karenanya, jangan gunakan windows bikinan amerika. Solusinya ? saya tidak terlalu pandai masalah ini. Silahkan main ke glodok dan tanyakan kepada penjaga stan-stan software di lantai III. Tanyakanlah “ Saya beli windows yang asli murah !”. Mungkin sampai disini saja yang bisa saya sampaikan. Wallahu a’lam bi shawaab .

Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook